Bila Goat Farm Jadi Pelopor Peternakan Kambing Perah Pertama di Soppeng

SULAWESI SELATAN – Peternakan kambing di Kabupaten Soppeng masih didominasi oleh jenis kambing potong yang sasarannya untuk acara aqiqah, syukuran, bahkan kurban saat Idul Adha tiba.
Awalnya, belum ada satu pun peternak yang berani melirik peternakan kambing perah karena menganggap belum potensial di Kabupaten Soppeng. Potensi inilah yang justru dimanfaatkan oleh salah satu peternak di Kabupaten Soppeng yaitu Misrul Waris yang awalnya adalah peternak sapi potong,02/01/2025.
Dengan berbagai macam pertimbangan, analisis resiko dan perencanaan yang matang, Misrul Waris pun banting setir ke peternakan kambing perah dengan menjual seluruh sapi miliknya untuk merintis peternakan kambing perah di Kabupaten Soppeng. Beliau pun menyulap kandang sapi miliknya menjadi kandang kambing perah dan diberi nama Bila Goat Farm yang berlokasi di Bila, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng.
Saat dijumpai awak media dilokasi peternakannya, Misrul Waris bercerita tentang usaha peternakan kambing perah ini dirintis awal tahun 2024 yang asalnya hanya empat ekor kambing perah dan sekarang sudah berjumlah 30 ekor kambing perah.
Kambing perah yang dipelihara adalah jenis kambing Peranakan Etawa ,untuk betina dan jenis kambing Saanen sebagai pejantan yang didatangkan dari Jawa. Hasil persilangan dari kedua kambing ini menghasilkan keturunannya yang biasa dikenal dengan kambing Saapera.
Susu kambing selama ini belum familiar dan masih jarang dikonsumsi khususnya masyarakat di Kabupaten Soppeng. Menurut beberapa penelitian susu kambing baik untuk kesehatan karena memiliki nutrisi yang tinggi karena mengandung protein, asam lemak esensial dan kaya akan kalsium yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Susu kambing juga cocok bagi orang yang mengalami intoleran terhadap susu sapi dan sering digunakan sebagai sarana pengobatan bagi penderita penyakit asam lambung, maag dan lainnya.
Alumni dari Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ini pun mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan menerapkan teknologi tepat guna terutama dalam hal ketersediaan pakan untuk kebutuhan ternaknya. Pada umumnya peternak kambing menggunakan hijauan segar seperti rumput dan legum sebagai pakan utamanya. Justru Misrul Waris memanfaatkan limbah-limbah pertanian seperti limbah jagung, limbah kacang tanah, limbah kacang hijau yang difermentasi selama beberapa hari untuk pakan kambingnya.
Sebagai pakan tambahan beliau menggunakan limbah ampas tahu sebagai sumber protein. Fermentasi pakan ini dilakukan sebagai upaya menghindari kelangkaan hijauan diwaktu-waktu tertentu serta dapat mengefisiensikan waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan. “Dengan proses fermentasi ini, kami mampu menyiapkan kebutuhan pakan selama 2 bulan kedepan dan proses pembuatannya hanya 2 hari”ujarnya.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa pakan yang digunakan ini adalah pakan organik tanpa ada campuran bahan kimia untuk mencegah residu dari bahan kimia yang berpengaruh terhadap kualitas susu yang dihasilkan.
Dengan pakan fermentasi ini susu yang dihasilkan pun higienis dan jauh dari bau prengus yang khas dengan kambing itu sendiri. Selain itu, feses yang dihasilkan cepat kering, tidak berbau, ramah lingkungan dan juga jauh dari kesan jorok yang selama ini identik dengan peternakan kambing pada umumnya,”Jelasnya.