Cemburu Membabi Buta, Seorang Ayah Siram Istri dan Anak dengan Air Keras
Sukabumi – Sebuah tragedi mengejutkan terjadi di Kampung Dukuh Nara, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Seorang pria bernama Gagan nekat menyiram istri dan dua anaknya dengan air keras hanya karena cemburu buta. Insiden yang terjadi pada Minggu (29/12/2024) ini meninggalkan luka fisik dan psikologis yang mendalam bagi korban dan mengguncang warga sekitar.
Kejadian bermula dari tuduhan perselingkuhan yang di ucapkan Gagan kepada istrinya, Dedeh Kurniasih (46). Tidak mampu mengontrol emosi nya. dia mengambil botol air keras yang sebelumnya dibeli secara daring dan menyiramkan cairan ke tubuh sang istri. Dua anaknya, Muhammad Sarif Alfian (18) dan Angga Juliana Suakir (11), ikut terkena percikan saat mencoba melindungi ibu mereka.
“Semua terjadi begitu cepat. Salah satu tetangga korban yang mendengar jeritan dari rumah mereka,” ujar seorang yang enggan disebutkan namanya.
Polisi bergerak cepat menangkap Gagan yang sempat mencoba melarikan diri. “Pelaku berhasil kami amankan dalam waktu kurang dari satu jam. Ini menunjukkan kesigapan tim kami dalam menangani kasus kekerasan seperti ini,” ujar Kapolres Sukabumi, AKBP Samian.
Polisi menyita sejumlah barang bukti, termasuk botol kosong bekas air keras, pakaian korban, dan handphone pelaku. Ketiga korban langsung dilarikan ke RS Sekar Wangi untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan intensif akibat luka bakar serius.
Gagan kini menghadapi ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Ia dijerat Pasal 44 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Kapolres Sukabumi mengingatkan masyarakat untuk lebih peka terhadap kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). “Jangan ragu untuk melaporkan jika melihat tanda-tanda kekerasan. Ini tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Kasus ini juga membuka mata masyarakat akan bahaya dari bahan kimia seperti air keras yang bisa diperoleh dengan mudah secara daring. Banyak pihak mendesak pemerintah untuk memperketat regulasi penjualan bahan kimia guna mencegah tragedi serupa terulang.
Hindari Kekerasan
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa kekerasan tidak pernah menjadi solusi. Emosi yang tidak terkontrol dapat membawa kehancuran, baik bagi pelaku maupun korban.
Bagi para korban, perjalanan menuju pemulihan mungkin panjang dan berat, tetapi dukungan dari masyarakat dan aparat hukum menjadi harapan untuk keadilan dan pemulihan yang layak.
Kasus ini menjadi alarm bagi kita semua untuk tidak menutup mata terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami kekerasan, laporkan ke pihak berwajib. Bersama, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan penuh kasih sayang.