
Seville, Spanyol– Sejarah baru terukir dalam tata kelola keuangan global. Untuk pertama kalinya, sektor bisnis resmi memiliki kursi di meja kebijakan tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Fourth International Conference on Financing for Development (FFD4) di Seville (30 Juni–3 Juli 2025). Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani, ditunjuk sebagai Co-Chair Business Steering Committee FFD4, membawa suara pelaku usaha dari negara berkembang ke pusat pembahasan agenda SDGs .
Dalam pidatonya, Shinta menegaskan bahwa blended finance (pembiayaan campuran) bukan sekadar wacana, melainkan instrumen kunci untuk menjembatani kesenjangan pendanaan. “Dunia membutuhkan lebih dari sekadar komitmen kita butuh mekanisme yang memastikan dana mencapai lapangan,” ujarnya di hadapan para pemimpin dunia, termasuk PM Spanyol Pedro Sánchez dan Sekjen PBB António Guterres .
Sebagai Co-Chair UN GISD Alliance, Shinta menyoroti perlunya kolaborasi multipihak. Aliansi ini menggandeng korporasi global dan lembaga keuangan untuk menciptakan skema pendanaan inovatif, khususnya bagi UMKM yang kerap terkendala akses modal .
Selama setahun mempersiapkan FFD4, Business Steering Committee merumuskan Communique berisi lima aksi strategis:
Pertama percepatan investasi swasta melalui blended finance dan platform, digital.
Kedua kemitraan pemerintah-swasta untuk perluasan proyek berkelanjutan.
Ketiga reformasi regulasi yang mendukung pembiayaan hijau.

Keempat evaluasi kebijakan keuangan untuk percepatan SDGs.
Dan kelima inklusi finansial dengan skema jaminan risiko bagi UMKM.
FFD4 menjadi tonggak reformasi sistem keuangan yang lebih adil. Shinta menekankan, negara berkembang perlu didukung oleh struktur pendanaan yang adaptif, bukan hanya aliran dana. “Blended finance adalah solusi nyata untuk menyelaraskan target global dengan realitas lokal,” tegasnya .
Forum ini juga mengukuhkan peran APINDO sebagai mitra strategis PBB dalam memajukan agenda pembangunan bukti bahwa suara pengusaha Indonesia semakin diperhitungkan di panggung dunia.