Diskriminasi atau Penegakan Hukum? Owner DA Club 41 Desak Polda Sumsel Buka Garis Polisi

Palembang, Sumsel – Misteri penutupan tempat hiburan malam terkenal, DA Club 41, terus menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Sejak awal tahun ini, usaha yang dimiliki oleh Chandra Umar itu masih disegel oleh Polda Sumatera Selatan (Sumsel) setelah ditemukan narkotika di lokasi tersebut. Namun, Chandra merasa ada yang tidak beres.
“Kami mendukung penuh operasi Polda Sumsel dalam memberantas narkotika. Namun, kami merasa ada diskriminasi dalam penanganan kasus ini,” ungkap Chandra dalam wawancara eksklusif (15/1/25).
Menurutnya, penutupan yang berlangsung sejak 1 Januari 2025 ini berdampak besar pada ratusan karyawan dan keluarga mereka. “Kami punya tanggung jawab, ratusan karyawan yang menggantungkan hidup pada usaha ini. Kalau usaha kami ditutup terus, dari mana penghasilan mereka?” keluhnya.
Chandra pun mempertanyakan lamanya proses penyelidikan. “Sudah dua minggu lebih garis polisi masih terpasang. Kami ingin kejelasan, sampai kapan ini akan berlangsung? Kami tidak tahu ada narkotika di tempat kami, apalagi terlibat. Jika tahu, pasti kami lapor sejak awal.”

Isu sabotase pun mencuat. Chandra menduga ada pihak-pihak tertentu yang ingin menghancurkan usahanya. “Kami khawatir ini bukan sekadar kasus narkotika, tetapi ada yang ingin menjatuhkan kami,” bebernya.
Di sisi lain, karyawan DA Club 41 juga merasa dirugikan. Seorang karyawan yang enggan disebutkan namanya mengaku sangat terdampak akibat penutupan ini. “Sejak 1 Januari, kami dirumahkan. Tidak ada penghasilan, sementara kebutuhan keluarga tetap berjalan. Kami berharap ada perhatian serius dari Polda Sumsel dan pemerintah.”
Sementara itu, Wadir Narkoba Polda Sumsel, AKBP Harissandi, menegaskan bahwa pemanggilan terhadap pihak DA Club 41 sudah dilakukan, dan proses penyelidikan masih berlangsung. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada kepastian kapan garis polisi akan dibuka.
Kasus ini menjadi sorotan, mengingat DA Club 41 merupakan salah satu tempat hiburan malam terpopuler di Palembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah. Masyarakat pun berharap agar kasus ini segera diselesaikan dengan transparan dan adil, mengingat dampaknya yang luas.