Kampung Bakole Part 2 : Mappadendang dan Mappatojang Orang Bakole yang Dibungkam oleh Konservasi

Senin, 7 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Reporter : Aswandi Hijrah

Irama Sakral dari Tanah Leluhur

Dahulu kala, setiap kali panen usai atau musim tanam hendak dimulai, irama mappadendang menggema dari Kajuara hingga ke Bukit Bakole. Suara lesung yang saling bersahutan bukan hanya tentang menumbuk padi, tapi juga doa-doa kepada alam, persembahan kepada roh penjaga tanah, serta pengikat batin antar sesama warga kampung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Begitu pula dengan mappatojang, sebuah ritual budaya yang mengiringi perjalanan kehidupan: dari lahir, dewasa, hingga kematian. Orang-orang Bakole tidak sekadar hidup dari tanahnya, tetapi menyatu dengannya, menghayati setiap langkah sebagai bagian dari kosmos adat.

Namun kini, semua itu hanya tinggal gema dalam ingatan.

Ketika Konservasi Membungkam Tradisi

Masuknya kawasan konservasi BKSDA ke dalam wilayah yang dahulu ditempati oleh masyarakat Bakole dan Kajuara telah memutus rantai budaya yang turun temurun dijaga. Di balik jargon pelestarian, ritus-ritus budaya justru kehilangan ruang hidupnya.

Perkiraan Lokasi Kampung Bakole, Kabupaten Soppeng

Ladang yang menjadi tempat mappadendang kini ditumbuhi ilalang. Tempat orang-orang duduk bersila membaca mantra mappatojang, kini ditandai larangan bertindak atas nama perlindungan hutan.Tanpa ruang, tradisi akan padam.Tanpa tanah, budaya akan menjadi arwah yang kehilangan tubuhnya.

Petani yang Dituduh Merusak, Proyek yang Dianggap Suci

Ironisnya, ketika petani mencoba membuka kembali sawah untuk menanam padi seperti leluhurnya, mereka dituding merusak kawasan hutan. Tapi pohon mente, kemiri, bahkan pohon kelapa yang ditanam oleh generasi terdahulu, ditebang demi pembangunan lahan parkir dan fasilitas wisata.Siapa yang benar-benar melestarikan alam?
Yang merawat dan menanam, atau yang menebang dan membangun?

Konservasi sejati tak mematikan budaya.
Ia harus menghidupkan kembali nilai-nilai yang sudah lebih dahulu hidup dari aturan modern.

BAKOLE: Lebih dari Sekadar Nama

Bakole bukan sekadar wilayah. Ia adalah roh hidup dari tanah Mario Riawa.
Tempat di mana manusia, alam, dan arwah leluhur menjalin keseimbangan.
Tempat di mana mappadendang dan mappatojang bukan tontonan, tapi ibadah.

Kini, saat semuanya nyaris hilang, artikel ini menjadi titian, pengingat bahwa budaya tak bisa dikubur oleh pagar-pagar konservasi.

Berita Terkait

Caringin Sukabumi: Surga Agrowisata Baru dan Sentra Pertanian Unggulan
Mengenal Desa Wisata Hanjeli: Eduwisata Pelestarian Pangan Lokal yang Hampir Punah di Sukabumi
Touring Jurnalistik PWI Banten, Eksplorasi “Negeri di Atas Awan” Sekaligus Dorong Promosi Wisata Lokal
Hijaukan Pantai Raja Keuchik, Danlanal Dumai Pimpin Penanamam 3.000 Pohon Mangrove
Gubernur Banten Harap Buku Legasi Maulana Hasanuddin Jadi Inspirasi Generasi Muda
Waduk Cacaban Tegal: Potensi Wisata yang Terpinggirkan di Tengah Vitalitasnya bagi Pertanian
Plt Kadis Disparpora Kota Serang Tampilkan Atraksi Debus Mande Macan Guling di Munas VII APEKSI 2025
Seba Baduy 2025 Digelar, Usung Tema “Ngajaga Tradisi, Ngaraksa Harmoni Pikeun Indonesia Maju”

Berita Terkait

Minggu, 1 Juni 2025 - 18:47

Caringin Sukabumi: Surga Agrowisata Baru dan Sentra Pertanian Unggulan

Minggu, 1 Juni 2025 - 18:20

Mengenal Desa Wisata Hanjeli: Eduwisata Pelestarian Pangan Lokal yang Hampir Punah di Sukabumi

Jumat, 30 Mei 2025 - 23:02

Touring Jurnalistik PWI Banten, Eksplorasi “Negeri di Atas Awan” Sekaligus Dorong Promosi Wisata Lokal

Senin, 19 Mei 2025 - 22:00

Hijaukan Pantai Raja Keuchik, Danlanal Dumai Pimpin Penanamam 3.000 Pohon Mangrove

Kamis, 15 Mei 2025 - 22:13

Gubernur Banten Harap Buku Legasi Maulana Hasanuddin Jadi Inspirasi Generasi Muda

Senin, 12 Mei 2025 - 12:54

Waduk Cacaban Tegal: Potensi Wisata yang Terpinggirkan di Tengah Vitalitasnya bagi Pertanian

Jumat, 9 Mei 2025 - 17:03

Plt Kadis Disparpora Kota Serang Tampilkan Atraksi Debus Mande Macan Guling di Munas VII APEKSI 2025

Jumat, 9 Mei 2025 - 13:32

Seba Baduy 2025 Digelar, Usung Tema “Ngajaga Tradisi, Ngaraksa Harmoni Pikeun Indonesia Maju”

Berita Terbaru