Home » Kawasan Konservasi, LP3B Pulau Popole Area Lautnya Ada Transplantasi Terumbu Karang Diduga Rusak Oleh Batu Bara Dan Tongkang

Kawasan Konservasi, LP3B Pulau Popole Area Lautnya Ada Transplantasi Terumbu Karang Diduga Rusak Oleh Batu Bara Dan Tongkang

PANDEGLANG – Pulau Popole yang berlokasi di wilayah Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, menurut data dan informasi yang diperoleh adalah bukan termasuk kawasan konservasi.

Hal itu dibenarkan oleh Fitrian Dwi Cahyo, S.St.Pi., M.E. selaku Ketua Tim Kerja Perlindungan dan Pelestarian Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Serang, Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Kementrian Kelautan dan Perikanan.

“Perairan tersebut bukan merupakan Kawasan Konservasi. Iya, dasarnya Perda Provinsi Banten No.1 Tahun 2023,” terang Fitrian Dwi Cahyo saat dikonfirmasi, pada Rabu (22/01/2025).

Saat ditanya soal kawasan lain selain kawasan konservasi, Fitrian Dwi Cahyo menjelaskan harus mencocokkan antara titik referensi koordinat dengan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang ditetapkan Perda Banten.

“Harus masukkan titik koordinat ke dalam SHP GIS Map dalam RZ tersebut, masuknya ke kawasan mana, jadi tidak bisa menebak-nebak”, jelasnya.

Sementara, di tempat terpisah, Galih Artaminata Kusuma selaku Ketua Lembaga Penjaga Pesisir dan Pulau-pulau Banten (LP3B) mengaku bahwa di perairan Pulau Popole sudah banyak transplantasi terumbu karang.

“Jumlah penanaman Transplantasi terumbu karang ada 175 rak, angarannya swadaya tahun 2021 dan tahun 2022 itu anggaran CSR PLTU”, tuturnya.

“PSPL semua menghadiri kegiatan kita, bahkan pihak gakum KLHK pun ikut dalam penanaman”, katanya.

Selaku Ketua LP3B, yang sudah melakukan kegiatan tranplantasi penanaman terumbu karang di perairan Pulau Popole, Galih juga menyesalkan atas kejadian insiden Tongkang ‘TK’ Titan 14 pengangkut batu bara yang terdampar dan tumpah di sekitar lokasi tersebut.

“Yang pasti sebagian tertutup batubara dan sebagian ada di sebelah selatan dan rusak oleh tongkang”, kesalnya.

Selanjutnya, sembari memberikan bukti-bukti dokumentasi pada kegiatan transplantasi terumbu karang di perairan Pulau Popole beberapa tahun yang lalu, lanjut Galih, secara spesifik ia belum bisa menjelaskan gambaran kerusakan di sisi selatan atas insiden Tongkang yang terdampar pada akhir tahun 2024 kemarin.

“Kurang lebih 75 rak di sisi selatan itu belum dimonitoring lagi berapa yang hancur dan yang hilang dan tertutup oleh batubara”, tandasnya.