Home » Ketua SMSI Cilegon: Defisit Anggaran Kian Parah, Media Lokal di Ambang Krisis

Ketua SMSI Cilegon: Defisit Anggaran Kian Parah, Media Lokal di Ambang Krisis

CILEGON, – Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Cilegon, Hasidi, mengungkapkan keprihatinannya terhadap defisit anggaran daerah yang semakin memburuk. Kondisi ini, menurutnya, menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan media lokal di Cilegon, terutama yang bergantung pada iklan pemerintah.

“Tertundanya pencairan anggaran iklan pemerintah bisa menjadi pukulan berat bagi media lokal. Ini bukan hanya soal keterlambatan, tetapi bagaimana arus kas mereka bisa bertahan dalam situasi seperti ini,” ungkap Hasidi, Kamis (2/1/2025).

Hasidi menjelaskan, tantangan bagi media lokal kini semakin berat. Selain menghadapi tunda cairnya iklan pemerintah, mereka juga dibayangi isu kenaikan pajak sebesar 12 persen serta biaya operasional yang terus meningkat.

“Dengan beban yang sudah berat ini, tertundanya iklan pemerintah bisa menjadi titik nadir bagi sebagian media lokal. Banyak dari mereka yang menggantungkan pemasukan utama pada kontrak iklan tersebut,” tambahnya.

Hasidi meminta Pemkot Cilegon segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini. Menurutnya, komunikasi yang baik antara pemerintah dan pelaku media sangat penting untuk mencari solusi bersama.

“Pemerintah harus lebih peka terhadap situasi ini. Jangan biarkan media lokal terpuruk karena lambatnya pencairan anggaran. Media adalah pilar penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat,” tegasnya.

Selain solusi jangka pendek, Hasidi juga mendorong Pemkot Cilegon untuk memperbaiki manajemen keuangan daerah secara keseluruhan. Langkah ini diharapkan mampu mengatasi defisit anggaran dan menggali potensi pendapatan yang lebih besar.

Hasidi mengingatkan bahwa dampak dari krisis media lokal tidak hanya dirasakan oleh para pelaku industri, tetapi juga oleh masyarakat luas. “Jika media lokal kolaps, masyarakat Cilegon akan kehilangan sumber informasi yang objektif dan kritis. Hal ini tentu akan berdampak pada kualitas demokrasi dan transparansi di daerah,” ujarnya.

Dengan situasi yang semakin kritis, pertanyaan besar pun muncul: Apakah Pemkot Cilegon akan bergerak cepat untuk menyelamatkan media lokal? Ataukah mereka akan membiarkan kondisi ini berlarut hingga berdampak lebih luas?

Hasidi menutup pernyataannya dengan harapan agar pemerintah segera mengambil tindakan nyata. “Jangan sampai semuanya terlambat. Media lokal adalah bagian penting dari kehidupan masyarakat dan demokrasi di Cilegon,” pungkasnya.

Artikel Terkait