Kisah Supir Angkot 17 Cikarang-Cibarusah: Setia Melayani di Tengah Sepi Penumpang dan Kode ‘TURKI’ yang Unik

Bekasi– Menjadi supir angkot rute 17 Cikarang-Cibarusah adalah perjuangan harian. Dengan setoran Rp170.000 per hari, para pengemudi harus bersaing ketat dengan transportasi online yang kian diminati. Namun, di balik tantangan itu, ada cerita unik tentang kode “TURKI” yang menjadi penanda keandalan angkot ini.

Shinan (35), supir angkot asal Sukatani yang telah enam tahun mengaspal, bercerita tentang sulitnya menarik penumpang. “Kalau macet, baru banyak yang naik karena ojek online ogah terjebak kemacetan,” ujarnya sambil melintasi Jalan Yos Sudarso, Cikarang, dengan suara lantang memanggil penumpang.

Uniknya, angkot rute ini punya identitas khusus – tulisan “TURKI” (Turunan Kidul) di kendaraan. Menurut Shinan, tulisan ini menjadi penanda bahwa angkot tersebut benar-benar sampai ke tujuan akhir, Cibarusah. “Kalau tidak ada tulisan ‘TURKI’, penumpang sering ragu karena ada angkot yang berhenti di tengah jalan,” jelasnya.

Meski penghasilan tak menentu, kondisi jalan di rute Cikarang-Cibarusah yang kini lebih baik sedikit meringankan beban para supir. Mereka harus siap bekerja 24 jam, tetapi keselamatan tetap prioritas. “Kalau ngantuk, harus istirahat. Memaksakan diri bisa berbahaya,” tegas Shinan.

Di balik setir tuanya, Shinan dan rekan-rekannya terus berjuang, bukan sekadar mencari nafkah, tetapi juga mempertahankan transportasi terjangkau bagi warga. Kisah “TURKI” pun menjadi simbol ketulusan mereka melayani hingga tujuan akhir.