Menengok Proses Pembuatan Gula Aren Di Desa Botolempangan Kecamatan Sinjai Barat
Diksiber.id, Sinjai Sulawesi Selatan – Sepintas menengok proses pembuatan gula aren yang diproduksi warga Buloang Dusun Karampuang Desa Botolempangan, Jum’at (10/01/2025).
Saat ini, di Buloang Dusun Karampuang Desa Botolempangan masih terkenal dengan home industri gula arennya. Salah satunya home industri yang dikelola Ibu Kiki dan Bapak Emank sekeluarga.
Potensi sumber daya alam Desa Botolempangan yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menjadi sumber mata pencaharian. Salah satunya adalah pohon aren merupakan bahan baku utama untuk pembuatan gula aren. Seperti yang kita ketahui bahwa gula aren merupakan salah satu produk hasil perkebunan yang diolah menjadi pemanis alami yang dihasilkan dari pemadatan air sadapan aren melalui proses pemanasan atau dimasak.
Ibu Kiki yang telah menggeluti home industri gula aren ini puluhan tahun. Proses pembuatan gula aren masih tradisional sehingga membutuhkan waktu pemasakan yang cukup lama.
Menurut Emank, Pohon Aren di Buloang Dusun Karampuang Desa Botolempangan ini sangat melimpah dan tumbuh secara alami, untuk mengumpulkan tetesan air aren membutuhkan waktu seharian untuk bisa mengisi bambu sebagai alat menadah sedapan air aren, ”Ungkap Emank.
Proses pembuatan gula aren yaitu, air aren yang sudah terkumpul disaring terlebih dahulu. Hal ini dilakukan guna menghasilkan air aren yang jernih. Setelah itu, air aren dimasak ke dalam wajan yang besar lalu diaduk kurang lebih 4-5 jam hingga air aren tersebut mengental. Proses terakhir yaitu pencetakan. Gula aren dicetak ke dalam cetakan yang terbuat dari tempurung kelapa. Dalam waktu kurang lebih 30 menit gula aren pun langsung mengeras.
Satu bungkus gula aren dijual seharga Rp. 20.000,-/Kg. Dalam satu bungkusnya gula aren bisa mencapai 1 sampai 1.7 kg. Kemasan gula arennya pun masih sederhana, yaitu dibungkus memakai daun coklat atau daun pidang kering lalu diikat, tanpa ada label merek produksi. Adapun Pemasaran Gula aren produk Ibu Kiki sudah sampai ke kota Makassar, Malino Kabupaten Gowa dan kota Sinjai.
Gula aren hasil diproduksi Ibu Kiki sekeluarga, itu dikumpul per dua bulan baru dijual ke pedagang.
Muh.Tahir paman Ibu Kiki menceritakan, seminggu sebelum tahun baru kemarin 2025 (red) itu keponakan sempat lagi menjual gula aren sebanyak 2 ton.
“Baru-baru ini sudah lagi menjual gula aren sebanyak 2 ton dengan harga Rp. 20 ribu/Kg dan itu dikumpul selama kurang lebih dua bulan,”Jelas Tahir.
Home Industri Gula aren yang diproduksi oleh warga Desa Botolempangan termasuk Ibu Kiki ini belum memiliki Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) untuk didaftarkan ke Dinas terkait.
Sekdes Botolempangan yang dihubungi via telpon selulernya, membenarkan bahwa warganya selain berprofesi sebagai petani juga rata-rata memproduksi gula aren karena pohon aren di desanya sangat melimpah.
“Kami berharap kepada pemerintah dalam hal ini dinas terkait agar bisa memperhatikan dan dapat memberikan semacam pembinaan atau pelatihan usaha, selain memproduksi gula aren dalam bentuk kemasan yang selama ini di produksi secara turun-temurun, mungkin juga bisa diberikan pelatihan untuk memproduksi gula aren dalam bentuk kemasan saset atau gula semut yang bisa dipasarkan masuk ke mall-mall,” Harapan sekdes.
Red. (3070224)