Saluran Air Sawah di Tutup, Petani Datangi Lokasi Proyek Pembangunan
SERANG,– Sejumlah Petani mendatangi lokasi Proyek Pembangunan Jalan Banten Lama-Tonjong di Lingkar Sukadiri Kecamatan Kasemen, Kota Serang Banten. Pada Senin (25/9/2023).
Mereka memprotes pekerjaan proyek yang dibiayai anggaran APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2023, dengan nilai sekitar Rp 67 Miliar di lokasi persawahan tersebut yang dikerjakan oleh PT. Subro Jayana Indah Cor.
Protes tersebut dikarenakan pemerataan lahan proyek yang dinilai telah merugikan sejumlah petani, karena menutup saluran air yang mengaliri tanaman padi milik mereka.
Nandang Ketua RT sekaligus mewakili para petani mengatakan, saya minta Gorong-gorong yang tertutup tersebut, dibesarkan dengan Lebar 1.5 meter dan lantai dasarnya di samakan dengan saluran yang sudah ada waktu di bangun oleh BBWSC3.
Menurut Nandang, pemerataan lahan proyek yang sudah dikerjakan, dinilai tidak memikirkan dampaknya. “Karena saya liat ini pemadatannya terlalu dalam, yang akan menghambat jalanya air saat musim hujan, dikawatirkan air akan merendam sawah-sawah milik para petani padi yang disebabkan gorong-gorong atau saluran air yang kecil dan tidak disesuaikan dengan keadaan lokasi persawahan yang ada,” imbuhnya.
Disisi lain Aminudin Ketua LSM KPK Nusantara Perwakilan Banten mengatakan, harusnya dalam perencanaan jalan Banten Lama-Tonjong, berkordinasi dengan para petani agar tidak terjadi seperti ini, biar petani memberi masukan perihal gorong gorong yang akan di kerjakan dan disesuaikan.
“Tidak seperti yang terjadi saat ini, para petani memprotes adanya gorong gorong ini yang tidak disesuaikan.dan tentunya dapat merugikan para petani,” ujarnya.
Ditempat terpisah, Roni selaku Pemantau Pembangunan Provinsi Banten, ikut mengomentari terkait pembangunan tersebut.
“Saya duga ini kurangnya kajian dari pihak konsultan, karena seharusnya, sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu di kaji dari mulai pemadatan dan dampaknya. Karena pembangunan ini kan, melintasi daerah pesawahan milik warga, harusnya memperhitungkan terkait teknis dalam pekerjaannya sebelum terlaksana. Nah kalo sudah begini, siapa yang akan bertanggung jawab? Yang jelas sungguh memprihatinkan adanya pembangunan yang menggunakan anggaran lumayan cukup besar, kok terkesan kaya asal- asalan dalam pelaksanaanya,” tutup Roni.